Ma'ruf Al-karkhi
IKHLAS MENERIMA NASIHAT
Ma'ruf al-karkhi, salah satu ulama yang terkenal dengan kelembutan akhlak dan sistem pengajarannya. Dari keteladanannya melahirkan ribuan ulama sufi, bagaikan air tetap mengalir menyuburkan padang tandus, kiprahnya abadi dikenang sepanjang zaman.
Siapa sangka bahwa beliau lahir dari keluarga Nasrani yang konsisten, beliau lahir di desa al-Karkhi daerah bagdad bagian barat, daerah yang terkenal dengan peristiwa-peristiwa berdarah di masa Bani Bawaih. A-Karkhi kemudian menjadi gelarnya. Beliau bernama asli Abu Makhfuzh Ma'ruf bin Fairuz al-Karkhi r.a. Hidup dalam bimbingan kasih sayang Syekh Abdul HasanAli bin Musa Arrida r.a, dikemudian hari beliau menggantikan kemursyidannya.
Suatu ketika orang tuanya menitipkan Ma'ruf kecil kepada seorang pendeta untuk dididik masalah keyakinan anaknya.
Sang Pendeta berkata : "Katakanlah bahwa Allah tuhan ketiga dari trinitas", Ma'ruf menjawab bahwa Tuhan itu bukan tiga tetapi satu.
Pendeta pun marah lalu memukul Ma'ruf dengan pukulan yang menyakitkan sehingga melarikan diri. Dalam keadaan bimbang kedua orang tuanya mencar ke sana kemari tetapi tidak menemukan anak kesayangannya. Karena lelah mencari, keduanya pulang ke rumah dengan kehampaan. Sesampai di rumah keduanya berjanji jika ma'ruf pulang, apapun agama yang dianutnya keduanya akan mengikuti.
Lelah dan lapar, begitulah yang dirasakan ma'ruf dalam pelariannya. Beliau tempuh risiko apapun demi apapun demi keyakinannya bahwa Tuhan hanyalah satu, sungguh suatu keyakinan yang patut dicontoh. Hidayah mempertemukan Ma'ruf dengan Syekh Abdul Hasan Ali bin Musa Arrido r.a, salah seorang Guru Mursyid. Dibawanyalah Ma'ruf, dibimbing dan dibinanya, di hadapan beliaulah Ma'ruf mengucapkan dua kalimat syahadat, keyakinannya terhadap islam semakin bulat di bawah pembinaannya.
Nyaris putus harapan kedua orang tua Ma'ruf, bertahun-tahun sudah anak semata wayangnya belum juga dapat ditemukan.
Dalam keheningan, pintu bergetar karena ada yang mengetuk dari luar seraya mengucapkan salam,
Fairuz sang bapak terperanjat sembari setengah berteriak, "Siapa diluar ?" Tanyanya.
"AkuMa'ruf!" terdengar sahutan dari luar.
"Dengan agama apa kamu datang ?","Agama islam"
Pintu pun dibuka kedua orangtuanya dalam keadaan suka cita karena kembalinya si anak hilang yang selami ini dirindukan, kini kembali dengan wajah gagah dan pengetahuan agama yang sangat tinggi, keduanya pun masuk menyatakan masuk islam dihadapan putera tercintanya dengan membacakan dua kalimat syahadat.
Kesalehan Syekh Ma'ruf Al-Karkhi r.a, tidak perlu diragukan lagi, diakui oleh murid-muridnya,s sebut saja Syekh Sirri Assaqoti r.a, bahkan diakui di kalangan yang anti-islam pun, nama beliau jadi bahan pujian. Di antara pola dakwah yang beliau tempuh, tidak suka dengan muzadalah. Jika ada perbedaan beliau selalu toleran dan tidak pernah memaksakan pendapat pribadinya untuk diikuti orang lain, tidak merasa benar sendiri.
Diantara pesan beliau adalah,
Muhammad bin Al-Husin r.a berkata. Saya mendengar ayahku berkata bahwa beliau melihat Syekh Ma'ruf al-Karkhi r.a dalam mimpi , lalu beliau tanyakan kepadanya,
"Apa yang dilakukan Allah kepadamu ?"
Jawabnya, "Allah telah mengampuniku",
tanya beliau lagi, "Apa karena zuhud dan waramu ?"
Jawabnya, "Tidak, hal itu karena keikhlasanku menerima nasehat dari Ibnu Sammak r.a, menolong orang miskin dan cintaku kepada mereka
Syekh Sirri As-Saqoti r.a, menceritakan nasihat yang disampaikan Ibnu sammak r.a. yang diceritakan Syekh Ma'ruf al-Karkhi kepadanya. "Ketika beliau melewati kota Kuffah, Syekh Ma'ruf al-Karkhi kepadanya. "Ketika beliau melewati kota Kuffah, Syekh Ma'ruf mendengarkan Ibnu Sammak r.a yang sedang memberikan nasihat kepada orang disekelilingnya.
Diantara ucapannya:
Semoga kita dapat mengikuti jejak Syekh Ma'ruf al-Karkhi dalam keikhlasan menerima nasehat.
Beliau Guru Mursyid silsilah kesebelas TQN PP. Suryalaya. Beliau wafat pada tahun 200H/815M dimakamkan di Baghdad.Wallahu a'lam
Sumber = Tabloid Robithoh edisi Agustus 2008
Ma'ruf al-karkhi, salah satu ulama yang terkenal dengan kelembutan akhlak dan sistem pengajarannya. Dari keteladanannya melahirkan ribuan ulama sufi, bagaikan air tetap mengalir menyuburkan padang tandus, kiprahnya abadi dikenang sepanjang zaman.
Siapa sangka bahwa beliau lahir dari keluarga Nasrani yang konsisten, beliau lahir di desa al-Karkhi daerah bagdad bagian barat, daerah yang terkenal dengan peristiwa-peristiwa berdarah di masa Bani Bawaih. A-Karkhi kemudian menjadi gelarnya. Beliau bernama asli Abu Makhfuzh Ma'ruf bin Fairuz al-Karkhi r.a. Hidup dalam bimbingan kasih sayang Syekh Abdul HasanAli bin Musa Arrida r.a, dikemudian hari beliau menggantikan kemursyidannya.
Suatu ketika orang tuanya menitipkan Ma'ruf kecil kepada seorang pendeta untuk dididik masalah keyakinan anaknya.
Sang Pendeta berkata : "Katakanlah bahwa Allah tuhan ketiga dari trinitas", Ma'ruf menjawab bahwa Tuhan itu bukan tiga tetapi satu.
Pendeta pun marah lalu memukul Ma'ruf dengan pukulan yang menyakitkan sehingga melarikan diri. Dalam keadaan bimbang kedua orang tuanya mencar ke sana kemari tetapi tidak menemukan anak kesayangannya. Karena lelah mencari, keduanya pulang ke rumah dengan kehampaan. Sesampai di rumah keduanya berjanji jika ma'ruf pulang, apapun agama yang dianutnya keduanya akan mengikuti.
Lelah dan lapar, begitulah yang dirasakan ma'ruf dalam pelariannya. Beliau tempuh risiko apapun demi apapun demi keyakinannya bahwa Tuhan hanyalah satu, sungguh suatu keyakinan yang patut dicontoh. Hidayah mempertemukan Ma'ruf dengan Syekh Abdul Hasan Ali bin Musa Arrido r.a, salah seorang Guru Mursyid. Dibawanyalah Ma'ruf, dibimbing dan dibinanya, di hadapan beliaulah Ma'ruf mengucapkan dua kalimat syahadat, keyakinannya terhadap islam semakin bulat di bawah pembinaannya.
Nyaris putus harapan kedua orang tua Ma'ruf, bertahun-tahun sudah anak semata wayangnya belum juga dapat ditemukan.
Dalam keheningan, pintu bergetar karena ada yang mengetuk dari luar seraya mengucapkan salam,
Fairuz sang bapak terperanjat sembari setengah berteriak, "Siapa diluar ?" Tanyanya.
"AkuMa'ruf!" terdengar sahutan dari luar.
"Dengan agama apa kamu datang ?","Agama islam"
Pintu pun dibuka kedua orangtuanya dalam keadaan suka cita karena kembalinya si anak hilang yang selami ini dirindukan, kini kembali dengan wajah gagah dan pengetahuan agama yang sangat tinggi, keduanya pun masuk menyatakan masuk islam dihadapan putera tercintanya dengan membacakan dua kalimat syahadat.
Kesalehan Syekh Ma'ruf Al-Karkhi r.a, tidak perlu diragukan lagi, diakui oleh murid-muridnya,s sebut saja Syekh Sirri Assaqoti r.a, bahkan diakui di kalangan yang anti-islam pun, nama beliau jadi bahan pujian. Di antara pola dakwah yang beliau tempuh, tidak suka dengan muzadalah. Jika ada perbedaan beliau selalu toleran dan tidak pernah memaksakan pendapat pribadinya untuk diikuti orang lain, tidak merasa benar sendiri.
Diantara pesan beliau adalah,
Jika Allah menghendaki seseorang menjadi baik, maka akan dibukakan pintu semangat beramal dan dikunci rapat-rapat pintu muzadalah (berbantah-bantahan),
Jika Allah akan menjadikan seseorang jelek dan rugi disisinya, maka akan dikunci pintu semangat beramal dan disibukkan dengan perbedaan pendapat tanpa ujung.
Muhammad bin Al-Husin r.a berkata. Saya mendengar ayahku berkata bahwa beliau melihat Syekh Ma'ruf al-Karkhi r.a dalam mimpi , lalu beliau tanyakan kepadanya,
"Apa yang dilakukan Allah kepadamu ?"
Jawabnya, "Allah telah mengampuniku",
tanya beliau lagi, "Apa karena zuhud dan waramu ?"
Jawabnya, "Tidak, hal itu karena keikhlasanku menerima nasehat dari Ibnu Sammak r.a, menolong orang miskin dan cintaku kepada mereka
Syekh Sirri As-Saqoti r.a, menceritakan nasihat yang disampaikan Ibnu sammak r.a. yang diceritakan Syekh Ma'ruf al-Karkhi kepadanya. "Ketika beliau melewati kota Kuffah, Syekh Ma'ruf al-Karkhi kepadanya. "Ketika beliau melewati kota Kuffah, Syekh Ma'ruf mendengarkan Ibnu Sammak r.a yang sedang memberikan nasihat kepada orang disekelilingnya.
Diantara ucapannya:
Barangsiapa yang berpaling dari Allah secara keseluruhan, maka Allah pun akan berpaling darinya secara keseluruhan.
Barangsiapa yang menghadap Allah dengan hatinya, maka Allah akan menghadap kepadanya dengan rahmatnya serta menundukkan seluruh makhluk di hadapannya.
Barang siapa yang menghadap Allah sekali-sekali maka Allah akan memberi rahmat sekali-kali juga"
Semoga kita dapat mengikuti jejak Syekh Ma'ruf al-Karkhi dalam keikhlasan menerima nasehat.
Beliau Guru Mursyid silsilah kesebelas TQN PP. Suryalaya. Beliau wafat pada tahun 200H/815M dimakamkan di Baghdad.Wallahu a'lam
Sumber = Tabloid Robithoh edisi Agustus 2008
No comments:
Post a Comment